KERAGAMAN
SEBAGAI SUMBER ASET BUDAYA BANGSA DAN SUMBER KONFLIK
Makalah
ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) oleh
Drs. Ana Maulana, M.Pd

Disusun oleh
|
:
Ari Sulastri
|
Jurusan
|
:
Bahasa Inggris
|
Kelas
|
:
2C
|
Nim
|
:
13222001
|
SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
( STKIP ) GARUT
KATAPENGANTAR
Segala puji bagi Alloh SWT yang telah memberikan
rahmat-Nya sehingga penulis mampu
menyelesaikan makalah ini dengan segala kemudahan. Shalawat serta salam semoga
selalu tercurahkan kepada Revolusioner alam habibana wanabiyana Muhammad SAW, kepada
keluarganya, sahabatnya, umatnya yang mudah-mudahan kita termasuk di
dalamnya. Adapun judul makalah yang penulis bahas adalah Keragaman
sebagai Aset Budaya Bangsa dan Unsur Konflik. Tujuan penulisan
makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Sosial
Budaya Dasar (ISBD) oleh Drs. Ana Maulana, M.Pd.
Oleh sebab itu
sudah sepantasnya penulis mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada
dosen mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) yang
telah membimbing penulis. Orang tua yang tak henti memotivasi penulis dengan
doa-doanya. Rekan-rekan seperjuangan yang telah memberi semangat kapada penulis
sehingga makalah ini dapat selesai pada waktunya, dan pihak-pihak yang tidak bisa
disebutkan satu persatu, penulis ucapkan terimakasih.
Tak ada gading
yang tak retak, itulah pribahasa yang tepat untuk menggambarkan makalah ini.
Penulis sadari masih banyak terdapat kekurangan. Untuk itu, tegur sapa, kritik
serta saran dari semua pihak sangat penulis harapkan guna perbaikan di masa
yang akan datang. Harapannya, agar
makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis umumnya bagi semua
pembaca.
.
Garut,
27 Februari 2015
|
Penulis
|
DAFTAR ISI
Halaman
Judul
Kata
Pengantar …………………………………………………………………………… i
Daftar
Isi ………………………………………………………………………………... ii
BAB I
PENDAHULUAN ……………………………………………………………… 1
A.
Latar Belakang Masalah
……………………………………………………..... 1
B.
Rumusan Masalah………………………………………………………………
1
C.
Tujuan ………………………………………………………………………… 2
BAB
II PEMBAHASAN ………………………………………………………………. 3
A.
Pengertian
Keragaman……………………………………….................................. 3
B.
Potensi Keragaman budaya……...............................................................................
3
C.
Keragaman Sebagai Sumber Konflik……………………………..……………...... 4
BAB
III PENUTUP …………………………………………………………………..... 6
A. Kesimpulan ……………………………………………………………………...
6
B. Saran ……………………………………………………………………………. 6
DAFTAR
PUSTAKA ………………………………………………………………..... 6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemajemukan bangsa
Indonesia yang meliputi bahasa, budaya,suku, agama dan ras, bisa menjadi daya
integrasi maupun disintegrasi bangsa kita. Seperti yang kita ketahui, dengan
bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia kita dapat berkomunikasi antar suku dan
ras sehingga hubungan akan terjalin dengan baik dan dapat mempererat
persaudaraan sebagai satu bangsa besar yaitu bangsa Indonesia. Selain itu,
keragaman antar budaya termasuk bahasa akan saling melengkapi satu sama lainnya
menjadi kebudayaan nasional yang akan menjadi kebanggaan semua suku dan ras
yang ada di Indonesia.
Kemajemukan bangsa kita juga dapat menjadi daya disintegrasi bangsa karena dengan keragaman itu, rentan sekali terhadap konflik antar suku dan daerah, terutama masalah agama seperti yang terjadi akhir-akhir ini di kawasan timur Indonesia. Selain faktor kemajemukan budaya, penyebab disintegrasi bangsa Indonesia juga terpicu oleh sentralisasi pembangunan yang selama ini lebih terfokus di pulau Jawa, sehingga menyebabkan kesenjangan dan kecemburuan dari daerah lain, sehingga timbul keinginan untuk memisahkan diri dari NKRI.
Kemajemukan bangsa kita juga dapat menjadi daya disintegrasi bangsa karena dengan keragaman itu, rentan sekali terhadap konflik antar suku dan daerah, terutama masalah agama seperti yang terjadi akhir-akhir ini di kawasan timur Indonesia. Selain faktor kemajemukan budaya, penyebab disintegrasi bangsa Indonesia juga terpicu oleh sentralisasi pembangunan yang selama ini lebih terfokus di pulau Jawa, sehingga menyebabkan kesenjangan dan kecemburuan dari daerah lain, sehingga timbul keinginan untuk memisahkan diri dari NKRI.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud
dengan keragaman?
2.
Bagaimana keragaman
menjadi potensi /sumber aset budaya bangsa?
3.
Faktor apakah yang
menyebabkan keragaman menjadi unsur konflik?
C.
Tujuan
Tujuan
pembelajaran agar mahasiswa mampu memahami
apa yang dimaksud dengan keragaman. Serta mampu memberi bekal bagi mahasiswa dalam memahami serta
menyikapi keragaman yang ada sebagai identitas bangsa dan memberi pemahaman
agar keragaman yang ada tidak menjadi faktor disintegrasi bangsa.
Selain itu mampu meningkatkan sikap toleransi mahasiswa
terhadap keragaman yang ada di sekitarnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Keragaman
Keragaman berasal dari kata ragam. Dalam kamus besar bahasa indonesia ragam
berarti: 1) Tingkah, laku, ulah, 2) Macam, jenis, 3)
Lagu, musik langgam, 4) Warna, corak, ragi. Sedangkan keragaman sendiri berarti
: 1) Perihal berjenis-jenis atau beragam-ragam, 2) Keadaan beragam-ragam.
Indonesia merupaksan salah satu negara di dunia yang paling majemuk
komposisi jati diri budaya dan etniknya, dan kemajemukan itu menjadi salah satu
sumber kebanggaan bangsa. Semboyan yang tercantum pada lambang negara Bhineka
Tunggal Ika, merupakan refleksi kenyataan tersebut. Negara yang dihuni oleh
ratusan kelompok etnik dan kaya akan bahasa serta kebudayaan daerah, secara
historis dipersatukan oleh kesamaan nasib yang dijajah oleh pemerintah kolonial
Belanda selama kurun waktu yang cukup panjang.
Keberagaman budaya itu merupakan tantangan sekaligus
peluang bagi masyarakat Indonesia. Merupakan tantangan karena apabila tidak
dikelola dan ditangani dengan baik maka keberagaman budaya akan dapat mendorong
timbulnya persaingan dan pertentangan sosial. Sebagai peluang, keragaman budaya
itu bila dibina dan diarahkan secara tepat, maka akan menjadi suatu kekuatan
atau potensi dalam melaksanakan pembangunan bangsa dan Negara Indonesia. Untuk
lebih jelasnya, berikut ini uraian
keragaman sebagai potensi atau aset bangsa dan masalah-masalah
yang muncul sebagai akibat dari keberagaman budaya.
B. Potensi keberagaman budaya
Walaupun Indonesia
menurut Van Volenholen terdiri dari 19 hukum adat, tetapi pada dasarnya
Indonesia terdiri dari ratusan suku bangsa yang bermukim di wilayah yang
tersebar dalam ratusan pulau yang ada di Inonesia. Tiap suku bangsa ini
memiliki ciri fisik, bahasa, kesenian, adat istiadat yang berbeda. Dengan
demikian dapat dikatakan bangsa Indonesia sebagai negara yang kaya akan budaya.
Beberapa aspek keberagaman budaya Indonesia antara lain suku, bahasa, agama dan
kepercayaan, serta kesenian. Kekayaan budaya ini merupakan daya tarik
tersendiri dan potensi yang besar untuk pariwisata serta bahan kajian bagi
banyak ilmuwan untuk memperluas pengetahuan dan wawasan. Hal yang utama dari
kekayaan budaya yang kita miliki adalah adanya kesadaran akan adanya bangga akan
kebudayaan yang kita miliki serta bagaimana dapat memperkuat budaya nasional
sehingga “kesatuan kesadaran “ atau nation bahwa kebudayaan yang berkembang
adalah budaya yang berkembang dalam sebuah NKRI sehingga memperkuat integrasi. Selain itu
keuntungan dari keragaman budaya yang kita miliki dapat memberikan sumbangsih
yang besar bagi pembangunan Indonesia, salah satunya dengan sumber devisa yang
diperoleh Indonesia dari sektor pariwisata, contohnya Bali. Banyak wisatawan
asing yang berkunjung ke Indonesia untuk menikmati keindahan alamnya serta
melihat keunikan budaya yang terdapat di Bali, seperti tari Kecak.
C. Keragaman Sebagai Sumber Konflik
Kita harus menyadari bahwa kehidupan masyarkat
Indonesia sangat majemuk dalam suku bangsa dan budaya. Keberagaman suku bangsa
dan budaya itu akan berdampak negatif, berupa timbulnya pertentangan antar budaya, jika tidak benar-benar ditangani
secara tepat. Kehidupan bangsa Indonesia yang beragam suku bangsa dan budaya,
kadang-kadang diwarnai oleh konflik antar budaya. Peristiwa Aceh dan Papua
(Irian Jaya) merupakan contoh konflik sosial yang disebabkan perbedaan
kepentingan politik antara pemerintah Pusat dengan masyarakat daerah setempat. Selain itu, peristiwa
Tasikmalaya merupakan contoh konflik yang disebabkan oleh kecemburuan, Poso merupakan contoh
konflik yang disebabkan oleh perbedaan agama antar umat Islam dengan umat
Kristen.
Disamping itu
kesenjangan antara dua kelompok masyarakat dalam bidang ekonomi, kesempatan
memperoleh pendidikan atau mata pencaharian yang mengakibatkan kecemburuan
sosial, terlebih adanya perbedaan dalam mengakses fasilitas pemerintah juga
berbeda (pelayanan kesehatan, pembuatan KTP, SIM atau sertifikat serta hukum).
Semua perbedaan tersebut menimbulkan prasangka atau kontravensi hingga dapat
berakhir dengan konflik.
Konflik sosial adalah
salah satu bentuk interaksi sosial antara satu pihak dengan pihak lain didalam
masyarakat yang ditandai dengan adanya sikap saling mengancam, menekan, hingga
saling menghancurkan. Konflik sosial sesungguhnya merupakan suatu proses bertemunya
dua pihak atau lebih yang mempunnyai kepentingan yang relative sama terhadap
hal yang sifatnya terbatas. Dengan demikian, terjadilah persaingan hingga
menimbulkan suatu benturan-benturan fisik baik dalam skala kecil maupun dalam
skala besar.
Faktor-Faktor Penyebab Konflik Secara Umum :
- Perbedaan Individu
Merupakan perbedaan yang menyangkut
perasaan, pendirian, pendapat atau ide yang berkaitan dengan harga diri,
kebanggaan dan identitas seseorang. Misalnya, ketika berlangsung pentas musik
di lingkungan pemukiman, tentu perasaan setiap warganya akan berbeda-beda. Ada
yang merasa terganggu karena berisik, tetapi ada pula yang merasa terhibur.
2. Perbedaan Latar
Belakang Kebudayaan
Kepribadian seseorang dibentuk dalam lingkungan
keluarga dan masyarakat. Tidak semua masyarakat memiliki nilai-nilai dan
norma-norma sosial yang sama. Apa yang dianggap baik oleh suatu masyarakat
belum tentu sama dengan apa yang dianggap baik oleh masyarakat. Misalnya orang
jawa dengan orang papua yang memiliki budaya berbeda, jelas akan membedakan
pola pikir dan kepribadian yang berbeda pula. Jika hal ini tak ada suatu hal
yang dapat mempersatukan, akan berakibat timbulnya konflik.
3. Perbedaan Kepentingan
Setiap individu atau keompok
seringkali memiliki kepentingan yang berbeda dengan individu atau kelompok
lainnya. semua itu bergantung dari kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Misalnya
mengenai masalah pemanfaatan hutan. Para pecinta alam menganggap hutan sebagai
bagian dari lingkungan hidup manusia dan habitat dari flora dan fauna. Sedangkan
bagi para petani hutan dapat menghambat tumbuhnya jumlah areal persawahan
atau perkebunan. Bagi para pengusaha kayu tentu ini menjadi komoditas yang
menguntungkan. Dari kasus ini ada pihak – pihak yang memiliki kepentingan yang
saling bertentangan, sehingga dapat berakibat timbulnya konflik.
4. Perubahan Sosial
Perubahan sosial dalam sebuah
masyarakat yang terjadi terlalu cepat dapat mengganggu keseimbangan sistem
nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat tersebut. Konflik dapat terjadi
karena adanya ketidaksesuaian antara harapan individu atau masyarakat dengan
kenyataan sosial yang timbul akibat perubahan itu. Misalnya, pada masyarakat
pedesaan yang mengalami proses industrialisasi yang mendadak akan memunculkan konflik
sosial sebab nilai-nilai lama pada masyarakat tradisional yang biasanya
bercorak pertanian secara cepat berubah menjadi nilai-nilai masyarakat
industri.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memperkecil masalah yang
diakibatkan oleh pengaruh negative dari keragaman, yaitu :
1)
Semangat Religius
2)
Semangat Nasionalisme
3)
Semangat Fluralisme
4)
Dialog antar umat beragama
5)
Membangun suatu pola komunikasi untuk interaksi maupun konfigurasi hubungan
antar agama, media, masa, dan harmonisasiny
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
Di era
globalisasi yang penuh tantangan ini,
ideologi yang harus dijadikan landasan kebijakan mestinya harus berbasis pada
konsep Bhinneka Tunggal Ika. Artinya, sekali pun berada dalam satu kesatuan,
tidak boleh dilupakan, bahwa sesungguhnya bangsa ini berbeda-beda dalam suatu kemajemukan.
Maka, dalam menyongsong
persaingan dunia yang semakin pesat,
hendaknya masyarakat majemuk menjadi masyarakat multikultural, dengan
mengedepankan keBhinnekaan sebagai strategi integrasi nasional. Namun, jangan
sampai kita salah langkah, yang bisa berakibat yang sebaliknya: sebuah konflik
yang berkepanjangan. Harus disadari, bahwa merubah masyarakat majemuk ke
multukultural itu merupakan perjuangan panjang yang berkelanjutan, yang hasil
akhirnya diharapkan akan mendatangkan kehidupan yang lebih baik dalam segala
sektor.
B. Saran
Untuk menjaga
keharmonisan integrasi bangsa Indonesia,perlu lebih di tingkatkan toleransi
antar masyarakat yang mempunyai tingkat keanekaragaman yang sangat tinggi.
Selain itu perlu adanya kontrol
nasional untuk menjaga keseimbangan nasional. Cintailah dan
lestarikan keanekaragaman budaya yang kita miliki, karena semua itu merupakan
identitas bangsa Indonesia dan sebagai aset terbesar yang kita miliki.
DAFTAR PUSTAKA
terimakasih,, izin copy yaaa
BalasHapus