Rabu, 25 Maret 2015

MODERNISASI DAPAT MENJADIKAN MANUSIA BERSIKAP TIDAK BERADAB



MODERNISASI DAPAT MENJADIKAN MANUSIA BERSIKAP TIDAK BERADAB

Modernisasi yaitu suatu bentuk upaya untuk mengubah masyarakat dan kebudayaannya menuju masyarakat budaya baru, dari masyarakat tradisional. Proses perubahan ini sejalan dengan tekhnologi dan ilmu pengetahuan. Modernisasi juga diartikan sebagai perubahan-perubahan masyarakat yang bergerak dari keadaan yang tradisional atau dari masyarakat pra modern menuju kepada suatu masyarakat yang modern.
Menurut Gyril Black modernisasi tidak terletak pada watak masyarakat, tetapi pada watak perorangan dan di tandai oleh tumbuh dan berkembangnya ilmu pengetahuan dengan baik, serta pemahaman manusia terhadap rahasia alam  yang di aplikasikan dalam berbagai kegiatan manusia.
Ciri ciri manusia modern :
  1. Bersedia menerima gangguan baru
  2. Terlibat dalam perencanaan dan organisasi moral
  3. Mampu meyakini kemampuan manusia,memperhitungkan keadaan
  4. Sadar akan harga diri dan harga diri orang lain
  5. Percaya diri pada ilmu pengetahuan dan tehnologi
  6. Yakin akan adanya keadilan yang bisa dirasakan
Syarat modernisasi di antaranya :
  1. Cara berfikir ilmiah dan disiplin
  2. Sistim administrasi yang baik
  3. Sistim informasi yang teratur dan terpusat pada mendunia
  4. Sistem perencanaan sosial yang matang dan mantap.
Akan tetapi dengan adanya modernisasi dapat menimbulkan pergeseran moral yang sangat mengkhawatirkan. Pada hakikatnya, manusia adalah makhluk yang beradab sebab dianugrahi harkat, martabat, serta potensi kemanusiaan yang tinggi. Dalam perkembangannya bisa jatuh dalam perilaku kebiadaban karena tidak mampu menyeimbangkan atau mengendalikan cipta, rasa dan karsa yang dimilikinya. Serta manusia tersebut telah melanggar hakikat kemanusiannya.
            Sikap kebiadaban yang timbul akibat dari tidak mampunya menyaring dan menyeleksi perubahan yang terjadi. Seharusnya dengan lebih modern, manusia bisa bersikap jauh lebih bijaksana karena dibekali ilmu dan pengetahuan yang lebih tinggi. Tapi kenyataanya berkata lain. Idealnya dengan bertambahnya ilmu baru serta perkembangan teknologi yang semakin pesat, manusia mampu menjadi pribadi yang peka dan respon terhadap fenomena yang ada di sekitarnya. Bukan menjadikan manusia yang egois dan tidak berperasaan.

Memahami Hakikat Manusia dan Peradaban, dan Dinamika Peradaban Global



Memahami Hakikat Manusia dan Peradaban, dan Dinamika Peradaban Global
A. Hakikat Peradaban
Peradaban memiliki kaitan yang erat dengan kebudayaan. Kebudayaan pada hakikatnya adalah hasil cipta, rasa, dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kemampuan cipta (akal) manusia menghasilkan ilmu pengetahuan. Kemampuan rasa manusia melalui alat-alat indranya menghasilkan beragam barang seni dan bentuk-bentuk kesenian. Sedangkan karsa manusia menghendaki kesempurnaan hidup, kemuliaan, dan kebahagiaan sehingga menghasilkan berbagai aktivitas hidup manusia untuk memenuhi kebutuhannya.
Peradaban berasal dari kata adab, yang dapat diartikan sopan, berbudi pekerti, luhur, mulia, berakhalak, yang semuanya menunjuk pada sifat yang tinggi dan mulia. Fairchild, 1980:41, menyatakan peradaban adalah perkembangan kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu yang diperoleh manusia dan pendukungnya. Peradaban merupakan tahap tertentu dari kebudayaan masyarakat tertentu pula, yang telah mecapai kemajuan tertentu yang tercermin dalam tingkat intelektual, keindahan, teknologi, dan spiritual.
Istilah peradaban dalam bahasa Inggris disebut Civilization. Istilah peradaban sering dipakai untuk menunjukkan pendapat dan penilaian kita terhadap perkembangan kebudayaan. Pada waktu perkembangan kebudayaan mencapai puncaknya berwujud : unsur-unsur budaya yang bersifat halus, indah, tinggi, sopan, luhur dan sebagainya. Maka masyarakat pemilik kebudayaan tersebut dikatakan telah memiliki peradaban yang tinggi. Oleh karena itu, istilah peradaban sering dipakai untuk hasil-hasil kebudayaan seperti: kesenian, ilmu pengetahuan dan teknologi, adat sopan santun serta pergaulan.
Setiap masyarakat atau bangsa dimanapun selalu berkebudayaan, tetapi tidak semuanya telah memiliki peradaban. Satu ciri yang penting dalam definisi peradaban adalah berbudaya (cultured). Orang yang cultured adalah juga yang lettered artinya melek huruf . Orang yang cultured adalah yang mampu menghayati dan  memahami hasil kebudayaan adiluhung yang hanya bisa didapatkan dengan pendidikan yang tarafnya tinggi. Bangsa yang beradab adalah bangsa yang terdidik
B. Manusia Sebagai Makhluk Beradab dan Masyarakat Adab
            Manusia sebagai makhluk beradab artinya pribadi manusia itu memiliki potensi untuk berlaku sopan, berahlak dan berbudi pekerti yang luhur menuju pada prilaku pada manui. Konsep masyarakat adab berasal dari konsep civil society, dari asal kata cociety civilis. Istilah masyarakat adab dikenal dengan kata lain masyarakat sipil, masyarakat warga, atau masyarakat madani.
Kaelan (2002) menyatakan manusia yang beradab adalah manusia yang mampu melaksanakan hakikatnya sebagai manusia (monopluraris secara optimal). Manusia adalah makhluk yang beradab sebab dianugrahi harkat, martabat, serta potensi kemanusiaan yang tinggi. Dalam perkembangannya bisa jatuh dalam perilaku kebiadaban karena tidak mampu menyeimbangkan atau mengendalikan cipta, rasa dan karsa yang dimilikinya. Serta manusia tersebut telah melanggar hakikat kemanusiannya.
C. Evolusi Budaya dan Wujud Peradaban Dalam Kehidupan Sosial Budaya
Evolusi kebudayaan ini berlangsung sesuai dengan perkembangan budi daya atau akal pikiran manusia dalam menghadapi tantangan hidup dari waktu ke waktu. Proses evolusi untuk tiap kelompok masyarakat di berbagai tempat berbeda-beda, bergantung pada tantangan, lingkungan, dan kemampuan intelektual manusianya untuk mengantisipasi tantangan tadi.
Peradaban tidak hanya menunjuk pada hasil-hasil kebudayaan manusia yang sifatnya fisik, seperti barang, bangunan, dan benda-benda. Kebudayaan merupakan keseluruhan dari budi daya manusia, baik cipta, karsa, dan rasa. Peradaban hanya terwujud dalam masyarakat teratur.  Wujud Peradaban Moral :
1.      Nilai-nilai dalam masyarakat dalam hubungannya dengan kesusilaan.
  1. Norma : aturan, ukuran, atau pedoman yang dipergunakan dalam menentukan sesuatu benar atau salah, baik atau buruk.
  2. Etika : nilai-nilai dan norma moral tentang apa yang baik dan buruk yang menjadi pegangan dalam megatur tingkah laku manusia. Bisa juga diartikan sebagai etiket, sopan santun.
  3. Estetika : berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam keindahan, mencakup kesatuan (unity), keselarasan (balance), dan kebalikan (contrast).
 D. Dinamika Peradaban Global
Peradaban lahir sebagai respon (tanggapan) manusia yang dengan segenap daya upaya dan akalnya menghadapi, menaklukan dan mengolah alam sebagai tantangan (challenge) guna mencukupi kebutuhan dan melestarikan kelangsungan hidupnya. Penerapan teknologi bertujuan untuk memudahkan kerja masnusia agar meningkatkan efisiensi dan produktifitas jadi evolusi kebudayaan bisa mencapai sampai pada taraf tinggi yaitu peradaban.
Gelombang perubahan peradaban umat manusia mengalami 3 gelombang :
1. Gelombang I ( the first wave) revolusi hijau, peradaban teknologi pertanian berlangsung
mulai 800 SM – 1500 M Dalam gelombang ini manusia menemukan dan menerapkan teknologi
pertanian. Manusia cenderung bertempat tinggal di suatu tempat yang kemudian  menumbuhkan desa.
2.  Gelombang II Revolusi Industri, peradaban teknologi industri berlangsung mulai 1500 M – 1970 M. Penemuan mesin uap ditemukan mesin-mesin bergerak cepat dan ban berjalan. Mesin-mesin dapat mendengar dan melihat setajam pancaindera. Lahir macam-macam mesin baru yang akhirnya dikoordinir dengan rapi menjadi pabrik. Penggunaan mesin industri telah memajukan kesejahteraan dan kemakmuran bangsa eropa.
3. Gelombang III revolusi informasi, peradaban informasi berlangsung
mulai 1970 M – sekarang
. Ditandai  dengan kemajuan teknologi informasi yang memudahkan manusia untuk berkomunikasi dalam berbagai bidang, seperti:
a. Komunikasi dan data prosesing
b. Penerbangan dan angkasa luar
c. Energi alternatif dan energi yang dapat diperbarui
d.Terjadinya urbanisasi yang disebabkan oleh kemajuan tejnologi komunikasi dan transportasi.
John Naisbitt dalam bukunya Megatrends (1982), menyatakan bahwa globalisasi memunculkan perubahan-perubahan yang akan dialami oleh negara-negara dunia. Perubahan itu terjadi karena interaksi yang dekat dan intensif antarnegara, terutama negara berkembang akan terpengaruh oleh kemajuan di negara-negara maju. Perubahan-perubahan tersebut ialah:
  1. Perubahan dari masyarakat industri ke masyarakat informasi.
  2. Perubahan dari teknologi yang mengandalkan kekuatan tenaga ke teknologi canggih.
  3. Perubahan dari ekonomi nasional ke ekonomi dunia.
  4. Perubahan dari jangka pendek ke jangka panjang.
  5. Perubahan dari sentralisasi ke desentralisasi.
  6. Perubahan dari bantuan lembaga ke bantuan diri sendiri.
  7. Perubahan dari demokrasi perwakilan ke demokrasi partisipatori.
  8. Perubahan dari sistem hierarki ke jaringan kerja.
  9. Perubahan dari utara ke selatan.
  10. Perubahan dari suatu di antara dua pilihan menjadi macam-macam pilihan.
Naisbitt dan Patricia Aburdance (1990) kembali mengemukakan lagi adanya sepuluh macam perubahan di era global, yaitu:
1. Abad biologi.
2. Bangunan sosialisme pasar bebas.
3. Cara hidup global dan nasionalisme budaya.
4. Dawarsa kepemimpinan wanita.
5. Kebangkitan agama dan milenium baru.
6. Kebangkitan dalam kesenian.
7. Kemenangan individu.
8. Pertumbuhan ekonomi dunia dalam tahun 1990-an.
9. Berkembangnya wilayah pasifik.
10. Privatisasi/swastanisasi atas negara kesahjetraan.
 E. Problematika Peradaban Global pada Kehidupan Manusia
Peradaban global yang tengah terjadi dewasa ini tidak bisa dipisahkan dari globalisasi itu sendiri. Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak terus dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses manusia global itu. Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat akselerasi proses globalisasi ini. Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan.
Globalisasi menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang harus dijawab, dipecahkan dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan kehidupan. Wacana globalisasi sebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga ia mampu mengubah dunia secara mendasar. Di era global, hubungan antarmanusia tidak terbatas dalam satu wilayah negara saja, tetapi sudah antarnegara (transnasional). Dengan demikian, orang bisa berkomunikasi dengan orang lain di negara lain, serta berpindah-pindah dengan cepat dari satu negara ke negara lain.








Bottom of Form

Senin, 09 Maret 2015

KEPRIBADIAN / PERSONALITI MENURUT Prof. Dr. KOENTJARANINGRAT

KEPRIBADIAN

A.  Definisi

Kepribadian  adalah susunan unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan tingkah laku atau tindakan seorang individu (yang berada pada setiap individu).
            Dalam bahasa populer istilah “kepribadian” juga berarti “ciri-ciri watak yang konsisten”, sehingga seorang individu memiliki suatu identitas yang khas. Kalau dalam bahasa sehari-hari kita mengatakan bahwa seseorang memiliki kepribadian, yang dimaksudkan ialah bahwa individu  tersebut memiliki beberapa ciri watak yang diperlihatkan secara konsisten dan konsekuen, yang menyebabkan bahwa ia memiliki identitas yang berbeda dari individu-individu lainnya.
Adapun pengertian kepribadian menurut  Prof. Dr. Koentjraningrat dalam bukunya “Pengantar Antropologi I” adalah “susunan unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan perbedaan tingkah laku atau tindakan dari tiap-tiap individu manusia.”

B.     Unsur-unsur Kepribadian
1.      Pengetahuan
Unsur-unsur yang mengisi akal dan alam jiwa seseorang manusia yang sadar, secara nyata terkandung dalam otaknya. Di otak, berbagai macam proses fisik, fisiologi, dan psikologi terjadi. Hal tersebut menyebabkan berbagai macam getaran dan tekanan tadi diolah menjadi suatu susunan yang dipancarkan atau diproyeksikan oleh individu tersebut menjadi suatu penggambaran tentang lingkungan tadi. Ini lah yang disebut dengan ‘persepsi’. Seluruh penggambaran, apersepsi, pengamatan, konsep, dan fantasi merupakan unsur-unsur ‘pengetahuan’ bagi individu yang sadar.
2.       Perasaan
Ternyata selain segala macam pengetahuan, “Perasaan” juga mengisi penuh alam kesadaran manusia setiap saat dalam hidupnya. “Perasaan” adalah suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang karena pengetahuannya dinilai sebagai keadan yang positif atau negatif.
Suatu perasaan yang selalu bersifat subjektif karena adanya unsur penilaian tadi, biasanya menimbulkan suatu “kehendak” dalam kesadaran seorang individu. Kehendak itu bisa juga positif (individu tersebut ingin mendapatkan hal yang dirasakannya sebagai suatu hal yang akan memberikan kenikmatan) atau bisa juga negatif (individu tersebut hendak menghindari hal yang dirasakannya membawa perasaan tidak nikmat). Suatu kehendak dapat menjadi lebih besar dan sangat keras, perasaan ini disebut “emosi”.
3.       Dorongan Naluri
Kesadaran manusia menurut para ahli psikologi juga mengandung berbagai perasaan lain yang tidak ditimbulkan karena pengetahuannya, tetapi karena sudah terkandung dalam organnya. Kemauan tersebut umumnya disebut ‘dorongan’ (drive). Sedikitnya ada tujuh macam dorongan naluri, yaitu: Dorongan untuk mempertahankan hidup, dorongan seks, dorongan untuk upaya mencari makan, dorongan untuk bergaul atu berinteraksi sesama manusia, dorongan untuk meniru tingkah laku sesamanya, dorongan untuk berbakti, serta dorongan akan keindahan.

C.  Materi dari Unsur-unsur Kepribadian
Seorang ahli Etnopsikologi bernama A. F. C. Wallace membuat suatu kerangka yang memuat tiga hal tentang seluruh materi yang menjadi objek dan sasaran usur-unsur kepribadian manusia secara sistematis, yaitu:
1.      Beragam kebutuhan biologi, dorongan psikologis, maupun kebutuhan dan dorongan akan keduanya dapat dipenuhi (bernilai positif) ataupun tidak dapat dipenuhi (bernilai negatif).
2.      Beragam kebutuhan akan identitas diri sendiri baik fisik maupun psikologis, dan segala hal yang bersangkutan dengan kesadaran individu mengenai bermacam-macam kategori manusia, binatang, tumbuhan, benda, zat, kekuatan, dan gejala alam.
3.      Berbagai cara untuk memenuhi, memperkuat, berhubungan, mendapatkan, atau mempergunakan beragam kebutuhan tersebut, sehingga tercapai keadaan yang memuaskan dalam kesadaran individu yang bersangkutan.

D.  Macam-macam Kepribadian
1.      Macam-macam Kepribadian Individu
Berbagai isi dan sasaran dari pengetahuan, perasaan, kehendak, dan keinginan pribadi, serta perbedaan hubungan menyababkan keragaman struktur kepribadian pada setiap manusia.
2.      Kepribadian Umum
      Metode penelitian kepribadian umum dengan cara mempelajari adat istiadat pengasuhan anak-anak dalam suatu kebudayaan, terutama dikembangkan oleh Margaret Mead dan dimuat dalam buku-bukunya berjudul Growing Up in New Guinea, Children and Ritual in Bali.”
3.      Kepribadian Barat dan Kepribadian Timur
     Pandangan hidup manusia yang hidup dalam kebudayaan-kebudayaan Eropa Barat  disebut Kepribadian Barat. Ketika para pengarang Eropa berkenalan dengan kebudayaan-kebudayaan lain di Asia seperti kebudayaan Parsi, kebudayaan Thai, kebudayaan  Jepang, atau kebudayaan Indonesia (semua kebudayaan bukan Eropa Barat), maka pandangan hidup dan kepribadian manusia  yang hidup di dalam kebudayaan-kebudayaan tersebut dinamakan kepribadian Timur. 
    Kepribadian Timur mempunyai pandangan hidup yang mementingkan kehidupan kerohanian, mistik, pikiran prelogis, keramah-tamahan, dan kehidupan sosial. Sebaliknya kepribadian Barat mempunyai pandangan hidup yang mementingkan kehidupan material, pikiran logis, hubungan berdasarkan asas guna, dan individualisme. Namun sebenarnya, kontras antara kedua konsep tersebut bersifat relatif.