MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BUDAYA
1. Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan Berasal Dari Kata
Sansekerta “BUDDHAYAH “ yang merupakan bentuk jamak dari kata “BUDDHI”
yang berarti budi atau akal. Dengan demikian kebudayaan dapat diartikan
sebagai “hal-hal yang bersangkutan dengan budhi atau akal / Culture / “colere”
yang berarti mengolah atau mengerjakan. Dari asal arti tersebut yaitu
“colere” maka “culture” diartikan sebagai segala daya dan
kegiatan manusia untuk mengolah dan merubah alam.
Budaya
mempunyai tiga unsur yang berada dalam diri manusia dan saling melengkapi satu
sama lain dalam satu kesatuan kebudayaan seutuhnya. Unsur-unsur tersebut adalah
sebagai berikut:
a.
Cipta, adalah akal pikiran yang dimiliki
oleh manusia, sehingga dengan akal pikiran tersebut manusia dapat berkreasi
menuangkan segala ide yang non kebendaan. Namun cipta yang ada dalam diri
manusia bersifat tidak universal
dalam hal karya. Artinya dalam hal keterampilan berkarya manusia tentu saja
memiliki keahlian yang berbeda-beda satu sama lain, seseorang yang terampil
mengelola kain menjadi gaun mahal belum tentu terampil dalam hal memasak
b.
Rasa, adalah tanggapan atau reaksi
perasaan ketika melihat ataupun mendengar sesuatu satu bentuk karya, tanggapan
ini dapat berupa kepuasan, keterangan, kekaguman, kesedihan, ketidakpuasan dan
sebagainya. Selain di bekali kekuatan menciptakan manusia juga di lengkapi
dengan perasaan hingga hasil karya yang dibuatnya dapat bernilai seni tinggi.
Dengan adanya rasa yang di miliki oleh manusia maka sudah tentu ia dapat
membedakan mutu suatu karya cipta satu dengan yang lain.
c.
Karsa, adalah kehendak, dorongan atau
motivasi yang lahir dari hasrat seseorang. Seseorang yang memiliki keterampilan
luar bisa dan perasaan yang begitu peka tidak akan berbuah apa-apa jika tidak
didasari keinginan dari orang tersebut. Karsa bisa saja berasal dari diri,
tersendiri atau bahkan dari orang lain yaitu berupa rangsangan atau pengaruh
yang diterima oleh daya nalar kita.
Ketiga
unsur inilah yang mendasari manusia berbudaya, dengan adanya unsur-unsur
tersebut dalam diri manusia maka dapat di katakan bahwa manusia adalah makhluk
yang senantiasa memiliki kebudayaan. Antara manusia dan masyarakat serta
kebudayaan ada hubungan erat. Tanpa masyarakat, manusia dan kebudayaan tidak
mungkin berkembang layak. Tanpa manusia tidak mungkin ada kebudayaan, tanpa
manusia tidak mungkin ada masyarakat. Dalam diri manusia wujud kebudayaan ada
yang rohani misalnya adat istiadat dan ilmu pengetahuan. Ada yang jasmani
misalnya rumah dan pakaian. Buku adalah kebudayaan jasmani, akan tetapi isi
buku adalah kebudayaan rohani. Ilmu pengetahuan merupakan unsur kebudayaan
universal yang rohani.
Berikut
pengertian kebudayaan dari beberapa ahli:
- E. B. Tylor, budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadat, dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang di dapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat
- R. Linton, Kebudayaan dapat sebagai konfigurasi tingkah laku yang dipelajari dan hasil tingkah laku yang dipelajari, dimana unsur pembentuknya didukung dan diterapkan oleh anggota masyarakat lainnya.
- Koentjaraningrat, mengartikan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, milik diri manusia dengan belajar.
- Selo Soemarjan dan Soelaeman Soemardi, mengatakan bahwa kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat
- Herkovitas, kebudayaan adalah bagian dari lingkungan hidup yang diciptakan oleh manusia.
2.
Manusia
Sebagai Makhluk Budaya
Manusia
sebagai makhluk yang berbudaya tidak lain adalah makhluk yang senantiasa
mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan, karena yang
membahagiakan hidup manusia itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan adil,
maka hanya manusia yang selalu berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran dan
keadilan sebagian makhluk berbudaya, manusia menciptakan kebudayaannya.
Kebudayaan
sebagai system pengetahuan yang meliputi sistem ide tau gagasan yang terdapat
dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan bersifat
abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan
oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa prilaku dan benda-benda
yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup,
organisasi social, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuannya ditujukan
untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakatnya.
Dalam
pengertian manusia diatas kita telah membahas bahwa manusia adalah mahluk
sosial yaitu dimana manusia tidak dapat hidup sendiri melainkan hidup
berdampingan antara individu satu dengan individu yang lain. Salah satu bahwa
manusia makhluk berbudaya yaitu gotong royong . Gotong royong di Indonesia
sendiri merupakan suatu istilah yang berarti bekerja bersama-sama untuk
mencapai suatu hasil atau tujuan yang sudah direncanakan. Sifat gotong royong
dan kekeluargaan didaerah pedesaan lebih menonjol dalam pola kehidupan mereka,
seperti memperbaiki dan membersihkan jalan, masyarakat desa adalah masyarakat
yang kehidupannya masih banyak dikuasai oleh adat istiadat lama.
3.
Pengaruh
Kebudayaan Bagi Kehidupan Manusia
Sebagai
insan yang berkebudayaan maka sepatutnya manusia menjaga citra di muka bumi ini
bahkan budaya telah menjadikan manusia sebagai makhluk beradab sekaligus telah
mengantar manusia ke kasta tertinggi makhluk-makhluk penghuni bumi yang lain yaitu sebagai yang
paling sempurna di bandingkan dengan yang lainnya.
Budaya
bahkan dapat menambah rasa nasionalisme seseorang warga negara Indonesia
misalnya, memiliki kebudayaan yang amat sangat beraneka ragam bentuk dan ciri
khasnya yang tidak semua bangsa memilikinya. Hal ini tentu saja merupakan
kebanggaan tersendiri bangsa Indonesia yang akhirnya berimbas pada tingginya
nasionalisme para warga negara.
Akan
tetapi manusia sebagai makhluk budaya, budaya bukan berarti bahwa manusia
dibebaskan untuk berkarya apapun itu tanpa menilainya dari segi norma maupun
hukum. Budaya yang seperti ini adalah kebudayaan yang bersifat merusak dan
sangat berbahaya bagi keutuhan bangsa dan negara. Untuk itu diperlukan
kesadaran manusia sebagai makhluk budaya agar dalam berbudaya memegang teguh
norma-norma yang berlaku agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Sebagai contoh, budaya barat dianggap sebagai ciri khas kemajuan dalam ekspresi
kebudayaan indonesia. Padahal belum tentu sesuai dengan kebutuhan situasi dan kondisi
masyarakatnya sendiri.
Misalanya
saja kebudayaan yang tidak baik terhadap kepribadian, contohnya budaya
pergaulan bebas gaya barat yang mempengaruhi kepribadian kita menjadi liar dan
susah diatur, selalu saja ingin hidup bebas tanpa aturan, serta gaya hidup
malam yang sangat disenangi oleh kaum pria maupun wanita. Jadi inilah efek dari
kebudayaan barat yang telah masuk dalam suatu bangsa Indonesia yang mayoritas
dicontoh oleh para kaum remaja. Maka dari itu tidak dapat dipungkiri , bahwa
peradaban yang lebih maju akan sangat berpengaruh terhadap peradaban yang
berkembang belakangan. Jadi pada intinya kita tidak bisa menutup berbagai
sumber kebudayaan dari luar, oleh karena itu sebaiknya kita filter yang ada
dalam diri kita sendiri. Baik buruknya suatu budaya tergantung dari diri kita
untuk menyikapinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar